Monday, May 5, 2014

Mutiara Tak Berdebu

Diposkan oleh Unknown di 10:01 AM
23 tahun yang lalu aku masih berupa bayi dengan tangisan keras keluar dari bibir mungilku
dan mungkin sampai hari ini aku masih menjadi bayi dengan tangisan di kedua kelopak air mata ku 
ketika aku belum bisa memberikan sedikit kebahagiaan untuk orang yang selama ini dengan setia memberikan segalanya hanya untuk ku..

ya..dia IBU

samar2 masih teringat kala pertama aku terjatuh di Taman Kanak2..
Ketika semua anak seumuran ku menertawakan
IBU lah orang pertama yang tak menertawakanku
IBU lah yang dengan kedua tangan nya membersihkan tangan ku 
" Tak apa sayang, itu cmn batu kecil yang menghalangi keberanian mu hari ini, jangan nangis ya "

masih teringat pula ketika bel akhir sekolah TK berbunyi
aku tak kunjung menemui ibu ku dan spontan saja aku menangis sejadi2nya
saat itu IBU lalu muncul dipintu gerbang, datang dan menghampiri
dan IBU lah orang pertama yang mengucap kata MAAF 
" Maaf ya sayang, lain kali ibu tak akan datang terlambat utk menjemputmu, jangan nangis ya "

Yaa..bagi IBU, senyum termanis buah hatinya adalah kebahagiaan yang tak pernah ada batasnya..

Dan yang paling teringat adalah ketika aku duduk dibangku 2 SD
ketika guru kelas mengajar dengan suara yang lantang (mungkin kala itu bagiku suaranya adalah suara yang memekikkan telinga)
sampai akhirnya aku jatuh sakit, (yaa karna aku bukan tipe orang yang peka terhadap suara keras)

Dan IBU adalah orang pertama yang MARAH
IBU, IBU dan IBU lah yang paling MARAH ketika aku jatuh sakit

SEKARANG...
Detik berganti
Menit berubah
Jam pun bergulir 
Hari, Bulan dan Tahun terasa begitu cepat


Rona kecemasan di wajah IBU mulai nampak
bukan karena cemas merisaukan hidupnya sendiri, TAPI
kecemasan menunggu ketika aku tak kunjung terlihat didepan pintu 
Ya..kecemasan yang selama 5 tahun terakhir ini dirasakan beliau
Ketika aku memutuskan untuk menempuh study S1 ku di Malang,.
Jarak dan waktu semakin membuat ibu risau

Tapi IBU punya sejuta..ah tidak..semilyar..bukan juga..atau mungkin satu triliun keikhlasan
Dalam bentuk DOA
Yaa..DOA

DOA yang tulus ikhlas beliau lantunkan tiap malam
SUJUD nya merupakan pengikat hati dan iman buah hatinya
Ketika dia rindu..
Dia merapatkan SAJADAH nya di malam dingin 
Dia bertanya pada sang pencipta semesta
Dia titipkan sejuta kasih sayang melalui NYA..

Begitu malu rasanya ketika tak ada 1 hal kecil pun yang bisa dilakukan demi IBU
Pernah terbersit dan bermimpi suatu hari bisa memberikan kado dengan membawa nya
Ke suatu tempat, dimana disana beliau bisa melantunkan syair triliunan DOA nya
Hanya untuk sang pencipta

Semoga kelak bisa mewujudkan impian untuk " MUTIARA TAK BERDEBU " ku ini
Menggandeng tangannya dan mengantarnya untuk melihat kota suci tempat menunaikan rukun Islam yang ke 5 
Insya Allah :)

0 komentar:

Post a Comment

 

Langkah Membangun Mimpi Copyright © 2011 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by web hosting